Pengukuran metoda gayaberat dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
penentuan titik ikat
pengukuran titik-titik gayaberat.
Sebelum survei dilakukan perlu
menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi yang
cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base
station jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan
lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan
secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan petunjuk
arah.
Base station yang baru akan
diturunkan dari nilai gayaberat g_obs yang mengacu dan terikat pada Titik
Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut pada
dasarnya telah terikat dengan jaringan Gayaberat Internasional atau
”International Gravity Standardization Net”, (IGSN 71).
Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan
posisi, waktu dan pembacaan barometer serta suhu. Pengukuran gayaberat pada
penelitian ini menggunakan alat gravity meter LaCoste &
Romberg type G.525 berketelitian 0,03 mGal/hari atau ± 0,1
mGal/bulan. Penentuan posisi dan waktu menggunakan Global
Positioning System (GPS) Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian
menggunakan Barometer Aneroid Precission dan termometer.
Pengukuran pada titik-titik survei dilakukan dengan metode
kitaran/looping dengan pola A-B-C-D-A, dengan ‘A’ adalah salah
satu cell center (CC) yang merupakan base
station setempat. Jarak antar titik pengukuran pada keadaan normal ±
5 km, tergantung dari medan yang akan diukur dengan pertimbangan berdasarkan
pada kecenderungan (trend) geologi di daerah survei.
Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang
disebabkan oleh pergeseran pembacaan gravity meter. Metode ini muncul
dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran akan mengalami
guncangan, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat
tersebut.
Dalam hal ini kita akan coba bahas
beberapa point dalam proses akuisisi data. Akuisisi data ini adalah proses
pengambilan data di lapangan. Dalam proses ini dibagi menjadi beberapa tahap
yang harus dilakukan. Mulai dari mengatahui informasi dari daerah yang akan
diukur dan persiapan alatnya. Beberapa diantara alat itu adalah :
Seperangkat Gravitimeter
GPS
Peta Geologi dan peta Topografi
Penunjuk Waktu
Alat tulis
Kamera
Pelindung Gravitimeter
Dan beberapa alat pendukung lainnya
Setelah peralatan telah tersedia,
langkah awal untuk pengukuran adalah menggunakan peta geologi dan peta
topografi, hal ini bertujuan untuk menentukan lintasan pengukuran dan base
station yang telah diketahui harga percepatan gravitasinya. Akan tetapi
ada beberapa parameter lain yang dibutuhkan juga dalam penentuan base station,
lintasan pengukuran dan titik ikat. Antara lain adalah :
Letak titik pengukuran harus jelas dan
mudah dikenal.
Lokasi titik pengukuran harus dapat
dibaca dalam peta.
Lokasi titik pengukuran harus mudah
dijangkau serta bebas dari gangguan kendaraan bermotor, mesin, dll.
Lokasi titik pengukuran harus terbuka
sehingga GPS mampu menerima sinyal dari satelit dengan baik tanpa ada
penghalang.
Sehingga dapat disimpulkan lokasi titik
acuan harus berupa titik/tempat yang stabil dan mudah dijangkau. Penentuan
titik acuan sangat penting, karena pengambilan data lapangan harus dilakukan
secara looping, yaitu dimulai pada suatu titik yang telah ditentukan, dan
berakhir pada titik tersebut. Titik acuan tersebut perlu diikatkan terlebih
dahulu pada titik ikat yang sudah terukur sebelumnya. Dalam alur pengambilan
data dilakukan dengan proses looping. Tujuan dari sistem looping tersebut
adalah agar dapat diperoleh nilai koreksi apungan alat (drift) yang disebabkan
oleh adanya perubahan pembacaan akibat gangguan berupa guncangan alat selama
perjalanan. Dalam pengukuran gayaberat terdapat beberapa data yang perlu
dicatat meliputi waktu pembacaan (hari, jam, dan tanggal), nilai pembacaan
gravimeter, posisi koordinat stasiun pengukuran (lintang dan bujur) dan
ketinggian titik ukur. Pengambilan data dilakukan di titik-titik yang telah
direncanakan pada peta topografi dengan interval jarak pengukuran tertentu.
Hal penting yang perlu diperhatikan
adalah melakukan kalibrasi alat dan menentukan titik acuan (base station)
sebelum melakukan pengambilan data gayaberat di titik-titik ukur lainnya.
Mencari besarnya harga medan gravitasi suatu base station (titik ikat)
pengukuran dapat dilakukan dengan persamaan :
gbs = gref + ( gpembacaan bs +
gpembacaan ref )
gbs = harga medan gravitasi base
station
gref = harga medan gravitasi titik
referensi
gpembacaan bs = harga pembacaan
gravitasi di base station
gpembacaan ref = harga pembacaan
gravitasi di titik referensi
Contoh dalam studi kasus pengukuran yang
digunakan dalam suatu survey untuk menentukan daerah geothermal/panas bumi
dapat dilakukan dengan beberapa parameter dan terlihat seperti pada gambar
berikut.
titik ukur pada lintasan akuisisi
Lintasan pengambilan data terdiri dari
lintasan A, B, C, D, E, F dan G sebanyak 189 titik pengambilan data. Pada
lintasan regional terdapat 74 titik ukur, sehingga jumlah titik pengambilan
data terdapat 263 titik. Sehingga dalam titik ukur tersebut terdapat dua jenis
titik ukur, lintasan utama dan lintasan regional. Lintasan utama ini merupakan
pengukuran inti yang letak titik ukurnya berada pada sepanjang lintasan yang
telah ditentukan. Dan lintasan regiona adalah pengukuran yang titik ukurnya
tidak berada di lintasan utama yang telah ditentukan. Pada satu lintasan
pengukuran, interval pengambilan titik adalah 250-500 m. Pada lintasan regional
interval pengambilan titik adalah 500-1000 m sedangkan interval pengambilan
titik pada daerah manifestasi panas bumi berkisar antara 100-150 m. Sehingga
setelah semua proses akuisisi telah selesai, dapat dilanjutkan ke proses
prosesing data dengan berbagai pengolahan.
No comments:
Post a Comment